18 April 2008

Kriteria Rumah Sehat

Oleh: Arda Dinata
Email: arda.dinata@gmail.com

“Rumah adalah suatu tempat untuk berindung dari pengaruh bahaya alam dan beristirahat bagi manusia setelah seharian bekerja melakukan berbagai aktifitas (bertani, ke kantor, belajar, bermain, dll) dengan dilengkapi berbagai fasilitas sanitasi dasar sebagai pendukungnya.”
[Arda Dinata].

Jadi, apa pun bentuknya, suatu tempat yang dapat berfungsi melindungi dan menjadi tempat istirahat dapat dikatakan sebagai rumah. Inilah pengertian minimal dari rumah. Namun, dalam tataran bidang kesehatan, pengertian rumah harus disandingkan dengan makna sehat. Tepatnya, rumah yang kita diami haruslah memiliki criteria rumah sehat.

BOKS EBOOKS RESELLER SUKSES HIDUP ANDA:
1. Mengirim Ribuan Email Pribadi Sekali Klik

2. Cara Mudah & Praktis Nampang di Internet

3. Cara Praktis Bikin Situs Dinamis & Interaktif

4. Panduan Praktis Bikin Ebook

5. Menjadi Penulis Sukses & Kaya

6. Peta Harta Karun Bagi Penulis Sukses

7. Cara Gampang Nerbitin Buku

8. Pintar Membuat Tulisan Yang Mengandung Hikmah

9. Kiat Membuat Tulisan Yang Menarik

10. Rahasia Peluang Bisnis di Internet

===by. Arda Dinata

Ada banyak kriteria untuk menggambarkan suatu rumah itu dikatakan sehat. Paling tidak, ada dua golongan besar yang dapat menjadi rujukan kita dalam menilai rumah sehat.

Pertama, rumah sehat versi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Berikut ini Beberapa kriteria yang WHO rekomendasikan:

1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat.
2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus, dan kamar mandi.
3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
6. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Kedua, kriteria rumah sehat dari kaca mata Winslow, diantaranya :
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan dari terjadinya kecelakaan.
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit.

Akhirnya, berdasarkan kedua golongan kriteria tersebut, rumah dikatakan sehat maka harus memperhatikan syarat-syarat itu. Dan rumah seperti itulah sesungguhnya yang layak kita jadikan tempat tanggal. Bagaimana keadaan rumah Anda, sudah sehatkah?

Catatan: ditunggu komentar, saran, dan masukannya ya….!!!

Arda Dinata adalah penulis lepas, dosen dan tutor di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.

Arda Dinata
Hp. 081320476048
Email:
arda.dinata@gmail.com
http://arda-dinata.blogspot.com
http://miqra.blogspot.com

11 April 2008

Aspek Teknis Dalam Penyehatan Rumah

Oleh: ARDA DINATA
RUMAH diakui banyak pihak sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Keberadaannya, selain sebagai tempat berlindung dan membina keluarga, rumah juga dapat dijadikan indikator untuk menilai kesejahteraan suatu masyarakat. Namun, syaratnya, rumah itu harus sehat dan layak huni.
Untuk menilai kesehatan rumah, kita harus melihatnya dari dua pengertian dasar, yaitu rumah dan sehat. Menurut Soeharmadi, rumah adalah tempat untuk berlindung atau bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan, matahari, dll), serta merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun definsi sehat, menurut WHO, diartikan sebagai keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan.

BOKS EBOOKS RESELLER SUKSES HIDUP ANDA:

1. Mengirim Ribuan Email Pribadi Sekali Klik
2. Cara Mudah & Praktis Nampang di Internet
3. Cara Praktis Bikin Situs Dinamis & Interaktif
4. Panduan Praktis Bikin Ebook
5. Menjadi Penulis Sukses & Kaya
6. Peta Harta Karun Bagi Penulis Sukses
7. Cara Gampang Nerbitin Buku
8. Pintar Membuat Tulisan Yang Mengandung Hikmah
9. Kiat Membuat Tulisan Yang Menarik
10. Rahasia Peluang Bisnis di Internet
===by. Arda Dinata

Berdasarkan pengertian itu, berarti rumah sehat merupakan tempat berlindung, bernaung dan beristirahat, sehingga memungkinkan seseorang untuk menumbuhkan kehidupan yang sempurna, baik fisik, rohani maupun sosial. Jadi, dari pengertian ini, dapat kita lihat bahwa sesungguhnya syarat rumah sehat itu tidak hanya bangunanya harus memenuhi syarat kesehatan. Namun, perlu diperhatikan pula berkait dengan unsur kesegaran dan kenyamanan rumah berikut lingkungan sekitarnya. Sehingga pantas saja, kalau Winslow dan Apha menyebutkan rumah yang sehat itu harus memenuhi kebutuhan physiologis dan psychologi, mencegah penularan penyakit, serta mencegah terjadinya kecelakaan.

Untuk menggapai kondisi rumah yang memenuhi kebutuhan seperti itu, tentu kita harus memperhatikan aspek-aspek teknis yang berhubungan langsung dengan usaha penyehatan rumah berikut ini.


Pengaturan Asap Dapur


Tiap rumah dapat dipastikan memiliki dapur. Kondisi asap dapur dari rumah yang pembuangan asapnya tidak benar, tentu akan berakibat mengganggu pernafasan dan mungkin dapat merusak alat-alat pernafasan. Selain itu, dapat membuat lingkungan rumah menjadi kotor dan mengakibatkan mata menjadi perih.

Cara mengatasi keadaan itu, buatlah jalan keluar asap pada bagian atas dapur (sumber asap), aturlah sistem penghawaan yang baik di dapur yaitu melalui pengaturan luas ventilasi dapur sebesar 5 % dari luas lantainya.
Perhatikan Kondisi Suhu dan Kelembaban
Kondisi suhu di dalam ruangan sebaiknya yang optimal. Menurut Mc Nall, temperatur yang optimal di dalam rumah adalah 73-88 0 F (23-25 0 C). Bila kondisi suhu tidak optimal, misalnya terlalu panas akan berdampak pada cepat lelahnya saat bekerja dan tidak cocoknya untuk istirahat. Sebaliknya, bila kondisinya terlalu dingin akan tidak menyenangkan dan pada orang tertentu dapat menimbulkan alergi.
Untuk mengatasi suhu yang tidak optimal, langkahnya dengan mempergunakan atap dan flapon yang dapat menahan panas matahari, dinding tidak lembab, pertukaran udara baik, dan menanam pohon pelindung untuk mengurangi sengatan sinar matahari.
Sementara itu, kelembaban pada lantai dan dinding perlu mendapat perhatian khusus dari setiap penghuni rumah. Sebab, keadaan kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lantai dan diding basah. Keadaan ini dapat mengganggu kesehatan bagi penghuninya, misalnya bisa menyebabkan terjadinya penyakit ISPA, asma, bronhitis, dan menyebabkan daya tahan tubuh secara umum menurun. Di samping kondisi ini akan membuat jamur/lumut mudah tumbuh dan dampaknya cepat atau lambat akan merusak bangunan rumah.
Untuk mengatasi kelembaban, maka perhatikan kondisi drainase/saluran air di sekeliling rumah, lantai harus kedap air, sambungan pondasi dengan dinding harus kedap air, atap tidak bocor dan tersedia ventilasi yang cukup.
Atur Ventilasi atau Pertukaran Udara
Pengadaan ventilasi dan jendela yang memenuhi syarat kesehatan (baca: 5 % dari luas lantai), pada dasarnya merupakan usaha untuk memelihara kondisi oksigen yang menyehatkan dan menyenangkan bagi penghuni rumah. Bila kebutuhan itu tak terpenuhi, tentu dapat mengganggu pernafasan dan mempermudah penularan penyakit pernafasan seperti flu, TBC, dll.
Cara mengatasinya, yaitu dengan membuat jendela dan ventilasi yang cukup. Dan untuk memperlancar sirkulasi udara, maka kondisi jendela harus selalu dibuka pada siang hari.
Penerangan atau Pencahayaan
Penerangan pada siang hari di dalam rumah dapat diperoleh dari sinar matahari. Untuk penerangan malam hari digunakan pencahayaan buatan, misalnya dengan menggunakan pencahayaan bersumber dari listrik yang mampu menghasilkan penerangan yang cukup. Sebab, bila penerangan di dalam rumah ini tidak mencukupi maka dapat menimbulkan kelelahan mata, kecelakaan dan menurunkan produktivitas kerja di dalam rumah.
Untuk memperoleh penerangan yang baik, selain memanfaatkan penerangan matahari sebanyak mungkin untuk menerangi ruangan rumah pada siang hari melalui jendela, lubang ventilasi, pintu atau atap rumah (genteng kaca), juga gunakan pewarnaan warna-warna muda (cerah) untuk lantai, dinding, maupun langit-langit rumah dan gunakanlah listrik yang cukup dan tidak menyilaukan pada malam harinya.
Menghindari Kebisingan
Kebisingan adalah suara-suara yang tidak diinginkan oleh telinga kita. Apabila kebisingan terjadi di dalam rumah, maka akan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran (bila terjadi terus menerus), dapat mengakibatkan ekses-ekses menurunnya daya tahan tubuh dan mental serta dapat mengurangi kenyamanan.
Cara mengatasinya yaitu dengan mendirikan bangunan jauh dari sumber bising, membuat dinding pemisah dan berlapis atau menggunakan bahan bangunan yang kedap suara, serta menanam pohon pelindung di sekitar rumah.
Kepenuh Sesakan (Over Crowding)
Kepenuh sesakan di dalam rumah dapat terjadi karena jumlah penghuni rumah melebihi kapasitas. Ini tentu akan mengurangi kenyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di samping juga memungkinkan cepat terjadinya penularan penyakit saluran pernafasan yang ditularkan oleh virus dan akibat kontak perorangan, serta bisa berakibat menurunnya produktivitas kerja di dalam rumah akibat terjadinya ganguan psikologis.
Usaha untuk mengatasinya adalah dengan membuat kondisi yang seimbang antara jumlah penghuni rumah dengan jumlah dan luas kamar. Adapun persyaratan minimal adalah 8 meter untuk tiap-tiap orang. Selain itu, perlu ada pengaturan terhadap penempatan perabotan rumah tangga yang baik (baca: tidak terlalu penuh-sesak).
Anti Serangga dan Tikus
Gangguan yang ditimbulkan oleh serangga dan tikus adalah dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, penyakit perut dan dapat mengganggu kenyamanan beristirahat serta dapat mengotori makanan dan minuman di dalam rumah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangga ini ialah biasakan memelihara kebersihan lingkungan, melakukan pencegahan dengan memasang kawat kasa pada pintu, jendela dan lubang-lubang yang memungkinkan serangga masuk ke dalam rumah. Selain itu, hilangkan tempat-tempat yang memungkinkan menjadi tempat bersarangnya serangga yang ada di dalam dan sekitar rumah, seperti genangan air, kaleng bekas, membersihkan tempat penampungan air, gantungan pakaian di tempat tidur, dll.
Sementara itu, untuk mengatasi tikus maka perlu diperhatikan terhadap kontruksi rumah. Di rumah hendaknya tidak boleh ada sudut mati untuk tempat tikus beristirahat, bersarang dan bersembunyi. Usahakan agar tanaman tidak mengenai atap rumah, dan lubang selokan diberi saringan penutup.
Akhirnya, dengan memperhatikan aspek-aspek teknis penyehatan rumah di atas, maka kita dapat menciptakan kondisi rumah yang aman dan menyehatkan. Dampaknya, secara otomatis setiap penghuni terpenuhi kebutuhan akan kenyamanan dan kesehatan rumahnya.***
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA: